Buku ini menyuguhkan narasi yang hidup tentang seorang pria mengagumkan yang berada di idealisme dan pragmatisme, iman dan politik, perdamaian dan kekerasan, serta penolakan dan pujian. Dan, buku ini tak hanya menerangi figur sang tokoh, tapi juga warisan pengaruhnya yang terus terasa hingga saat ini.
Biografi ini ditulis Karen Armstrong pertama kali sebagai respons terhadap fatwa Ayatullah Khomeini terhadap Salman Rushdie. Hingga saat itu, kebanyakan literatur Barat menggambarkan Muhammad entah sebagai orang suci yang sempurna atau sebagai penipu ulung. Armstrong berdiri di tengahnya: Muhammad ditampilkannya sebagai seorang luar biasa berbakat, pemberani dan kompleks.Diperlihatkannya pula b…